Sabtu, 27 November 2010

Ulama Mabuk dan Penjahat Insyaf

Ulama dan penjahat di episode sebelumnya hanya merupakan kiasan betapa agama tidak harus dipahami secara sempit.
Agama seperti yang dikatakan John Rawls berusaha membius penganutnya dengan dogma dan tentunya dogma agama tidak pernah lepas dari penafsir yang dalam hal ini manusia. Oleh sebab itu kemudian muncul sekte-sekte agama baru mulai dari sekte agama yang berusaha memurnikan 'agama' menurut keyakinan mereka seperti Paham Wahabi sampai sekte agama yang sangat fleksibel.
Pemurnian 'agama' seperti ini menurut saya sangat menyesatkan karena cenderung mengkooptasi pemikiran manusia dalam ranah ketuhanan dan orientasi kepada akhirat yang berlebihan. sehingga dalam pemikiran mereka tidak ada yang lebih berharga daripada sorga dan neraka. oleh karena itu nilai-nilai humanisme dari agama itu cenderung dihilangkan karena manusia terlalu sibuk dengan ketauhidan dan kesakralan agama. hasilnya, muncul penganut agama yang oportunis!!
padahal agama diturunkan oleh Tuhan oleh manusia untuk menjadi menyempurnakan perilaku manusia yang buas yang dalam bahasa Hobbes disebut Homo Homini Lupus. Agama hadir untuk mencegah manusia memangsa temannya sendiri dan 'memangsa' dalam arti yang luas harus dipahami secara menyeluruh baik berupa tindakan yang agresif seperti 'perang' atau membiarkan terjadinya kelaparan, penjajahan atau kekejaman.
Bangsa Palestina yang diinjak-injak oleh Israel bisa dijadikan contoh betapa Muslim di Timur Tengah terlalu sibuk memandang Ka'bah dan lebih suka meng'klaim' kebenaran atas tafsir agama mereka sendiri-sendiri. Syiah di Iran yang paling lantang menentang pendudukan Israel di Palestina dikatakan sebagai sesat sedangkan Sunni yang 'dianggap' lebih dekat dengan ajaran Muhammad harus diam ketika 'kedaulatan' negara mereka diobok-obok oleh negara luar.
contoh lainnya, pernah suatu kali saya melihat adzan versi Syiah di youtube dan kebanyakan dari perespon mengatakan bahwa Syiah adalah sesat. pertanyaanya? apakah ada yang tidak lebih penting lagi dari sekedar mengklaim ini sesat dan itu benar? kata 'Sesat' selalu bermuara pada Surga dan Neraka, tidak lebih dari itu.
kemudian, apakah benar keterbelakangan dan kemunduran peradaban Islam disebabkan oleh karena manusia terlalu sibuk dengan Surga dan Neraka sehingga mereka rela untuk berperang? kenapa orang-orang seperti ini tidak pernah bersuara lantang ketika terjadi penindasan? Somalia yang berpenduduk 90 % Muslim masih harus kelaparan sejak jaman 90an sedangkan Sudan yang berpenduduk 60 % Muslim harus berperang melawan saudaranya sendiri ketika kita disini sudah bisa menikmati kehidupan yang sejahtera.

menurut saya, orang-orang seperti Ulama yang dipenggal oleh penjahat dan akhirnya masuk neraka itu adalah orang-orang yang telah kehilangan kesadaran akan arti pentingnya agama sebagai perekat sosial dan media untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai kemanusiaan. sangat menyesatkan jika seseorang beragama lantas hanya ingin masuk surga dengan rajin beribadah dan meninggalkan orang lain kelaparan, merampok, menjajah, dijajah, teraniaya, dan dianiaya. sungguh menjadi khalifah dan menjadi seorang muslim sejati itu sangat sulit karena harus menggabungkan dua aspek diatas.

Perampok yang mati kelaparan karena bekalnya diberikan kepada orang yang kelaparan dijalan masih lebih baik dari ulama meskipun dia banyak dosa. Tobat tidak harus hanya dilakukan dengan meminta ampun ke tuhan dengan menengadahkan tangan ke langit atau membaca mantra yang artinya kita tidak memahami arti sebenarnya.

jika anda marah ketika membaca tulisan ini, maka anda termasuk dalam kategori ulama yang mati tersebut tetapi ketika anda merenungkan pendapat yang mungkin menurut banyak orang 'sesat' maka anda termasuk orang-orang yang sedang mencari kebenaran tentang pentingnya bersikap humanis terhadap sesama.

wallahualam bis sawab,

delionine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar