Sabtu, 27 November 2010

Perempuan Tenggelam dan Santri Salaf

Parto, seorang santri di sebuah pesantren salaf di Banyuwangi terkenal sebagai santri SSK. SSK singkatan dari 'Santri Sobo Kali' yang dalam bahasa indonesianya berarti santri yang suka keluyuran di sungai. memang banyak sekali kebiasaan-kebiasaan 'nyeleneh' santri salah mulai yg suka mandi di sungai, mencari ikan tengah malam, makan ketela, puasa mutih (hanya makan nasi putih untuk buka dan sahur) 40 hari, puasa 3 thn, dll. memang, pesantren tempat Parto mengkaji islam dari kitab-kitab klasik tersebut dekat dengan Sungai Setail, sebuah sungai besar yang bermuara di Selat Bali.

Parto suka pergi ke sungai bukan meniru Nabi Khidir, seorang Nabi (bukan Rasul) yang diceritakan selalu menyusuri sungai dan diisukan masih hidup sampai sekarang, melainkan untuk mencari kayu bakar untuk memasak. maklum di pesantren salaf tidak ada kompor karena alat masak boros minyak tersebut cenderung diharamkan oleh kyai karena boros duit. berbekal sebilah badik, Parto mencari ranting kering dengan masuk ke rerimbunan bambu bambu atau memanjat kelapa yang tumbuh subur di sepanjang sungai.
biasanya Parto mencari kayu bakar dengan Sidiq, santri dekhil yang terkenal penurut dengan santri senior. meskipun demikian, dia adalah cermin santri tulen karena selalu mengaji dan mempunyai kitab kuning yang banyak. sangat berbeda dengan Parto yang tak pernah mengaji dan suka keluyuran. bahkan beberapa kali Parto terpergok melihat layar tancap oleh keamanan pesantren. tetapi toh security bersarung dan berkopiah tersebut tak bisa berbuat banyak untuk menghukum Parto. satu hal yang membuat security bersarung itu tak berkutik menghadapi Parto adalah karena mereka selalu minta Parto untuk mencukur rambutnya, tentu dengan tanpa bayaran. Padahal nonton film adalah pelanggaran berat. kalau di Hukum Pidana Indonesia, jenis pelanggaran tersebut bisa sekelas kasusnya Al Amin Nasution yang mengorupsi duit negara sekaligus memesan perempuan.

suatu saat, Parto bersama Sidiq pergi ke sungai untuk mencari kayu bakar. kali ini dia masuk di rerimbunan bambu di pinggir sungai yang dekat dengan tempat menyeberang. tidak ada jembatan sehingga orang yang menyeberang harus masuk sungai dan melawan arus untuk sampai ke tepian sungai di seberang. Sidiq yang berada dibawah bertugas menggumpulkan ranting-ranting bambu kering tersebut.

pada saat mereka hendak pulang, ada seorang perempuan muda yang bermaksud menyeberang sungai. Sidiq sebagai santri tulen tentu tak berani memandang muka apalagi tubuh perempuan itu karena dia ingat perkataan Al Gazali, filsuf terbesar dalam sejarah Islam, yang mengatakan bahwa ada tiga hal yang bisa menyebabkan pencari ilmu (santri) gagal yaitu uang, kekuasaan, dan perempuan.
sedangkan Parto yang sering keluar pesantren tentu nyantai aja ketika melihat perempuan tersebut. tapi toh kedua santri yang mempunyai cara pandang yang berbeda tersebut acuh terhadap perempuan tersebut.
beberapa menit kemudian si perempuan menyeberang sungai dengan menjinjing roknya agak keatas. perlahan dia mulai menyeberang dengan melawan arus yang cukup deras. tetapi ketika di tengah sungai, dia terpeleset dan hilang keseimbangan. seketika itu juga dia gugup dan melambaikan tangan minta tolong.

tolong kang, tolong kang....!!! teriak si perempuan. 'kang' adalah sebutan umum bagi santri putra di pesantren salaf. orang-orang desa pun selalu memanggil 'kang' kepada setiap santri.

seketika itu juga Parto melompat ke sungai untuk menolong si perempuan tersebut. tetapi karena perempuan itu gugup, sehingga tenggelamnya sgt cepat dan membuat dia pingsang. dengan basah kuyup Parto menggendong perempuan tersebut. sesampainya di pinggir sungai, si Sidiq yang sedari tadi cuma bengong menghampiri Parto.

sebelum berhasil mendekat, si Parto mencium perempuan yang pingsan tersebut dengan bermaksud memberi nafas buatan biar dia cepat sadar. Sidiq semakin tak mengerti dan berkata dengan keras sambil setengah berteriak kepada Parto.
To..., kamu ini gimana, dia kan bukan muhrim kamu?
kamu tidak boleh menyentuhnya, apalagi menciumnya!!
ini haram hukumnya To!!! sambil mengacungkan jari tangannya ke Parto

si Parto kemudian menekan perut si perempuan tersebut sampai akhirnya si perempuan naas tersebut sadar.
setelah perempuan itu sadar, Parto berlalu untuk mengambil ranting kering dan mengacuhkan Sidiq yang masih ngomel-ngomel ga karuan. kadang Sidiq juga mengutip ayat al quran dan fatwa ulama yang mengharamkan menyentuh atau mencium perempuan yang bukan muhrimnya.

Parto tidak menanggapi dan malah menyuruh Sidiq membantu membawakan ranting kering. ini tentu membuat Sidiq marah besar.
sambil berjalan pulang, Sidiq terus menghujani Parto dengan pertanyaan serupa dan kadangkala mengatakan kalau Parto bukan santri tulen karena menentang ajaran agama di pesantren. umpatan-umpatan Sidiq ke Parto ini berlangsung sangat lama sampai akhirnya mereka sampai di pesantren. meskipun mengumpat dan memaki, tapi toh kedua santri ini tidak berkelahi dan saling membenci. memang perkelahian di pesantren sgt dilarang dan bagi santri yang melanggar bisa dikeluarkan dari pesantren.
sampai di dapur, mereka meletakan ranting kering tersebut dan si Sidiq menanyai Parto,
To..apa dasar kamu menggendong dan mencium perempuan tadi?
Parto yang memang kelihatan capek hanya menjawab singkat.
Kamu ini gimana sih Diq!!, 'wong aku yang menolong aja udah lupa kepada perempuan tadi setelah dia tersadar, tapi kamu masih mengingat-ingat ciumanku ke dia. padahal aku sudah melupakan apa yang aku lakukan setelah kita meninggalkan sungai.'
berarti yang salah itu dalam pikiranmu!! sambil menunjukan jarinya ke kening Sidiq.
'bagiku yang penting gimana perempuan itu bisa selamat, bukan menciumnya!'
kalau kita ga bisa menolong karena alasan bukan muhrim, pasti perempuan tersebut sudah mati tenggelam. padahal kita tahu saat kejadian. jadi kita bisa dikatakan membiarkan dia mati.
kamu tahu kan dosa orang yang membunuh?

Aurat dan nafsu itu hanya ada dalam pikiran manusia. jadi tidak bisa diukur dari bentuk dan jenis baju yang menutupi tubuh manusia. jika orang masih punya hasrat ketika melihat perempuan berjilbab, berarti definisi aurat dari orang yang berhasrat tersebut masih terbuka. sebaliknya ketika ada seseorang yang tak bernafsu dengan melihat pusar perempuan, maka sebetulnya definisi aurat dari orang tersebut telah tertutup.
untungnya, si Parto sekarang sedang kuliah di UK dimana pusar perempuan seperti kue kuping gajah yang menurut banyak 'laki-laki gagap sangat' menarik untuk dicicipi. dia berfikir tentang sahabatnya, Sidiq yang 15 tahun lalu bertengkar dengannya karena perempuan tenggelam,
'andai aja Sidiq disini, mungkin dia selalu mengucapkan astaghfirullah sambil terus menutupi matanya.' bisa dikatakan orang gila dia ya....!!
untung saja dia masih di Jogja, sebuah tempat yg masih bisa menyelamatkan matanya. meskipun saya tahu mungkin dunia nyata di jogja tak sebaik tampilan fisiknya.

renungan,
Ultah 28/08/08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar