Sore itu, tepatnya jam 3, Parto mendengar kabar kalau dr. Suryanto akan melakukan kunjungan rutin ke kampungnya. memang setiap hari Rabu sore setiap minggunya dr. Sur, begitu dia biasa dipanggil oleh orang-orang kampuns, menunjungi puskesmas yang terletak di utara pasar desa.
Tetapi ada beberapa orang kampung yang telah memesan dr. Sur melalui petugas puskesmas untuk datang ke rumah mereka.Beberapa anak kecil yang sakit parah dan orang jompo yang tinggal di pedalaman memang dianjurkan untuk menunggu dirumah.
Itu harus dilakukan karena letak puskesmas sebagai satu-satunya akses kesehatan orang desa terletak di tengah desa. Padahal pada waktu itu sangat jarang sekali orang kampung yang mempunyai motor. Jika di bawa dengan sepeda onthel, jalanan tidak memungkinkan karena berbatu dan berdebu di musim panas dan berlumpur di musim dingin.
Setelah tugasnya di puskesmas selesai, dr. Sur yang biasanya mengendarai motor Tril, sebutan motor TRS 100 yang memang jalannya selalu nge-tril seperti motor cross, akan keliling kampung menggunakan motor kesayangannya tersebut. Entah dia sayang dengan motor tril itu atau karena tidak ada kendaraan lain. Yang jelas motor itu ber plat merah alias sumbangan dari pemerintah untuk dokter yang PTT atau tugas wajib sebelum mereka membuka praktik sendiri. Parto kecil yang sudah diselimuti
Parto kecil yang sudah diselimuti api dendam kepada dr. Sur telah menyiapkan berbagai strategi untuk membalas sakit pantatnya. memang bekas suntikan itu sudah hilang. dia juga tidak merasakan sakit akibat tusukan jarum suntiknya dr. Sur, tapi sakit 'psikologis kronisnya' akan jarum suntik dr. Sur mungkin tidak pernah hilang sampai kapan pun. lagian Parto juga merasa tidak rela kalah oleh dr. Sur karena kemenangan tersebut didapat dr. Sur dengan sangat mudah dan tidak fair. Parto harus melawan lima orang dengan posisi di'pethenteng' atau ditelentangkan diatas meja.
kalau di istilah sepak bola, gol yang dibuat oleh dr. Sur dengan menyuntik pantat Parto dinilai 'offside' atau bahkan seperti gol tangan tuhannya Maradona ketika Argentina mengalahkan Inggris di final piala dunia.
ya...kemenangan itu sangat curang!!! geram Parto dalam Hati.
tidak seperti ketika Parto kalah main kelereng atau terkena peluru bedhil yang terbuat dari bambu dengan peluru buah jambu ketika dia main perang-perangan dengan teman-temannya. kedua permainan itu sangat adil, sangat jauh dengan permainan kotor dr Sur, gumam Parto dalam hati.
terlebih lagi mereka memperlakukan Parto dengan sangat buruk....mirip seperti tawanan perang pejuang Irak yang diperlakukan semena-mena oleh tentara Amerika.
Parto berlarian kecil ke dapun rumah, mengambil badil dan kemudian berlari ke kebun di belakang rumahnya yang banyak ditumbuhi pohon pisang.
dia 'clingak clinguk' tengok kanan tengok kiri untuk mencari batang pisang. kemudian dia menebang salah satu pohon pisang yang paling besar. dia tidak peduli bagaimana caranya nanti membawa, yang penting dipotong dulu.
setelah berhasil menebang pohon pisang, dia membacanya ke tepian jalan. dia mencari jalanan yang sepi, ya.... jalan di depan rumahnya di dekat tegalan mbah Seno yang rimbun ditumbuhi singkong.Tujuannya agar tidak ada orang yang lewat selain dr. Sur. Ya……rupanya Parto ingin membuat portal atau polisi tidur khusus buat dr. Sur.
caranya engan melintangkan batang pisang ditengah jalan. dia ingin tahu apakah motor trilnya dr. Sur bisa melewati halang rintang yang dibuatnya. Parto kemudian memaku batang pisang di kedua sisi dengan kayu.
setelah selesai, Parto mengambil kelereng dan ketepel atau plintheng di rumahnya yang biasa digunakan untuk berburu burung. ya..kali ini tentunya Parto tidak ingin membidik burung....dia ingin berburu dr. Sur, seseorang yang seminggu lalu telah mengalahkannya dengan sangat curang!!!
Kemudian dia sembunyi di balik pohon sambil terus mengawasi portal buatannya. Sesekali dia bersiul tanda bahwa dia telah siap untuk menang. Ketepel dan kelereng yang sudah dia siapkan ditarik-tarik, memastikan bahwa nanti kelereng bisa melesat tepat kea rah dr. Sur.
Ngguuunnggg…nnggunuungg, terdengar suara motor dari kejauhan. Itulah dr. Sur dengan motor trilnya. Parto deg-degan, mengambil ancang-ancang untuk melepaskan kelereng dan kemudian lari sekencang-kencangnya. Matanya tajam menatap jalan menuju portalnya. Dan betul saja, ternyata yang datang adalah dr. Sur dengan motor tril dan memakai helm.
Sebelum dr. Sur sadar bahwa didepannya ada portal buatan Parto dari pohon pisang, seketika itu juga…… Pelethak……!!! Kelereng Parto tepat mengenai helm dr. Sur bagian samping didekat telinga. Dr. Sur sadar bahwa ada benda keras yang mengenai helmnya. Parto yang dari tadi telah siap untuk lari tentu hilang direrimbunan pohon singkong.
Tinggallah dr. Sur sendirian di jalanan itu, clingak clinguk mencari orang yang membidik kepalanya. Untung ada helm yang telah menyelamatkan kepalanya dari serangan mortir. Dia tidak tahu bahwa yang melakukan perang gerilya saat itu adalah musuh yang tidak diketahui oleh dr. Sur, yakni Parto, anak kecil yang seminggu lalu disuntiknya karena ancaman hepatitis A. bersambung (Parto bersimpuh di depan dr. Sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar