Senin, 06 Desember 2010

sweet jubilee 1

July 30th, 2008 by hanif-smart
"how is your dissertation?" Alexandra membuka percakapan sambil menengguk cokelat panas di depannya.

its ok! even though it goes very slow. now iam writing chapter four, the analysis.
how is about yours?
aku balik bertanya sambil mencicipi teh yang sebenarnya aku ga suka. Teh di Inggris memang tak bisa dibandingkan dengan Teh Upet Bogor atau Wasgitel Tegal yang kaya akan aroma.
pertanyaan diatas sudah menjadi kelaziman diantara mahasiswa baik tingkat undergraduate atau post graduate ketika mereka saling bertemu. meskipun itu bahasa basa-basi, tapi sudah menjadi tradisi di kampus. sama halnya seperti kita bertamu ke rumah teman atau bertemu sahabat lama dengan mengucapkan assalamualaikum di Indonesia.

"now iam really worry about my dissertation because i had only written 4000 words so far." i even dont know whether i can finish it because i completely dont have any idea about my topic." jawab Alexandra sambil menghela nafas panjang.

what….??????!!! are you kidding me? i dont trust you.
seketika itu juga aku meletakan cangkir ke atas meja yang sedari tadi aku pegang. "come on Alexandra, i know that you are a smart student and now you doing your PhD."
"how could you write 4000 words only for the whole year? what have you done?"

aku tahu bahwa dia selalu mengatakan demikian karena dia depresi berat. maklum dia pernah hidup dua tahun di London, salah satu kota tersibuk di Eropa dan sekarang tinggal di pedesaan.

"i need friends but i dont have any body since we broke. it made me under depressed." jawabannya seakan meremukan tulang belakangku. aku benar-benar tidak menyangka dan tidak siap dengan jawabanya. bukan berarti aku ingin menjalin hubungan lagi dengannya tetapi aku benar-benar tidak menyangka bahwa perpisahan bulan Januari kemarin benar-benar membuatnya kolapse. sekilas memang dia seperti orang barat kebanyakan yang suka ke kafe, tetapi tidak dengan perasaannya.

aku terdiam sesaat, memegang cangkir teh yang masih panas sambil menundukan muka ke meja. tidak ada kata yang terucap dan aku tidak berani menyambung jawaban Alexandra.

"iam sorry, i dont want to disturb your relationship with your girlfriend. how is she now?" Alexandra berusaha memulai percakapan lagi tetapi aku masih bisa melihat rona wajahnya yang memperlihatkan kesedihan meskipun dia berusaha untuk tersenyum.

"oh! she is fine, still working in Indonesia. but she seldom contact me." i miss her.
aku memang telah mengatakan ke Alexandra bahwa aku sudah punya kekasih baru setelah putus dengannya. meskipun demikian, dia masih menganggapku sebagai teman terbaiknya di kampus, cuma status aja yang berubah.

(bersambung…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar