Arthur Gish terlahir di Lancaster, negara bagian Pensylvania USA. Dia terlahir sebagai seorang Kristiani dan saat ini menjadi anggota Christian Peacemakers Team (CPT) yang aktif dlm kampanye anti kekerasaan dan penindasan. salah satu aktifitasnya sekarang adalah membela Muslim Palestina yg berada dibawah kolonialisme Israel.
tentu kehadiran orang-orang ‘bule’ spt Gish ini bisa mengurangi keganasan mesin-mesin perang Israel yang tiap harinya membidik warga Palestina apalagi kalau sedang membawa kamera atau video shooting. keberadaan Gish dan ‘bule-bule’ penentang kolonialisme Israel di Palestina bukannya tanpa ancaman. sudah ada beberapa nyawa ‘non palestina’ melayang oleh bedhil dan meriamnya Israel.
Contohnya, RIchele Cory (USA) tewas terlindas oleh Tank Israel ketika menghadang iring-iringan tank Zionis, Tom Handel (UK) harus merelakan kepalanya tertembus peluru tentara Israel ketika sedang duduk dan bersantai di dekat pos penjagaan Israel, dan James Miller (UK) yang tewas ketika sedang meliput penindasan oleh satu-satunya agresor di dunia modern tsb. kalau ‘bule’ saja diperlakukan seperti ini, bisa dibayangkan betapa murahnya nyawa orang-orang Palestina.
Mungkin inilah yang menjadi alasan orang-orang seperti Gish untuk rela mengorbankan nyawanya demi melindungi warga Palestina. Pemikiran-pemikiran sektarian tentang keagamaan telah runtuh oleh urgensitas nilai-nilai humanis. tetapi sayangnya, tak banyak yang dilakukan oleh orang-orang Islam sendiri. Mungkinkah mereka terlalu sibuk dengan urusan Sorga sehingga ini mengakibatkan beberapa orang Islam menjadi oportunis? dus, apakah kemudian bisa dikatakan bahwa Sorga telah mengakibatkan pemikiran orang tentang pentingnya nilai-nilai humanisme menjadi terkesampingkan?
so, apakah kita sebagai Muslim masih merasa lebih baik dari Gish, Randel, Cory, Miller dan orang-orang yang merelakan nyawanya demi kepentingan Muslim? bukankah sudah banyak nyawa yang telah dikorbankan? tetapi kenapa ini belum meluluhkan sikap oportunis kita sebagai makhluk Tuhan?
disarikan dari ‘kompas’ dan film ‘the Killing Zone’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar