Ada banyak hal yang terkait dengan proses hidup manusia seperti keluarga, lingkungan dan tempat belajar. Jika kita mempunyai masalah di keluarga, biasanya kita berharap kepada teman akrab kita baik dari sekolah maupun teman bermain untuk bisa memecahkan persoalan tersebut. Namun sebaliknya ada juga yang mendapatkan masalah di tempat bermain maupun di sekolah lalu meminta orang tua atau saudara untuk membantu memecahkannya.
Banyak yang tidak menyadari bahwa mereka sangat bergantung pada lingkungannya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Bahkan sekarang banyak diantara para kaum muda yang mulai curhat-curhatan di dunia virtual karena banyaknya jejaring sosial di internet yang sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Facebook dan Twitter seakan menjadi tempat segala-galanya bagi manusia karena mereka dengan 'rela' mengisahkan semua keluh kesahnya di jejaring sosial tersebut.
Virtualisasi komunikasi tersebut semakin membutakan mata manusia bahwa seharusnya mereka kembali kepada diri sendiri untuk mengatasi persoalan. Tidak ada yang mampu menjawab maupun menyelesaikan semua persoalan selain diri mereka sendiri. Artinya, semakin sering mereka berkeluh kesah di facebook, artinya mereka semakin sulit memahami potensi dari diri mereka sendiri.
Mungkin kita harus merenungi lagi sebuah pepatah Arab yang bisa kita gunakan untuk menemukan jati diri kita sendiri. Pepatah tersebut membedakan manusia berdasarkan beberapa kriteria yang sangat mudah dipahami oleh siapapun dan bisa dijadikan kunci keberhasilan manusia.
Yang pertama adalah tipe orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Itu adalah orang yang sombong. Maka jauhilah dia. Sekarang banyak orang yang sebenarnya tidak tahu tetapi mereka sok mengerti, sok berkuasa, sok memahami dan berlagak menjadi sumber dari kebenaran yang harus diikuti oleh semua manusia. Mereka biasanya menggunakan kedok agama untuk menakut-nakuti manusia. Selain itu ada juga yang menggunakan kekuasaan dan kekayaan untuk mengelabuhi orang lain untuk memuluskan tujuannya.
Sesungguhnya manusia yang mengikuti kelompok ini adalah orang-orang yang tersesat karena kelompok ini menutup mata terhadap kebenaran yang ada diluar kelompok mereka.
Kelompok yang kedua adalah orang-orang yang tahu bahwa mereka adalah manusia yang tidak tahu. Mereka ini adalah orang bodoh yang harus diajari dan dibimbing. Meskipun mereka bodoh namun mereka tidak sombong karena mereka dengan sukarela mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang ingin belajar untuk menambah wawasan. Orang-orang ini harus dibimbing dan tidak boleh dibiarkan.
Kelompok yang ketiga adalah orang-orang yang tidak mengetahui bahwa mereka sebenarnya punya pengetahuan, maka mereka seperti orang yang sedang tertidur dan harus dibangunkan. Mereka mempunyai potensi untuk bisa mengubah keadaaan menjadi lebih baik.
Yang terakhir adalah orang yang paling baik, yakni orang yang mengetahui bahwa dia mempunyai pengetahuan dan bisa memaksimalkan pengetahuan tersebut untuk keperluan dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Orang-orang jenis ini harus diikuti karena akan menuntun kita kearah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar