Kamis, 12 Januari 2012

KARTU MASUK SURGA


Sekelumit pengalaman yang mengesankan di SOAS, University of London. 

Kemarin, Hari Senin sehabis dapat kartu perpus, besoknya (Selasa) saya mau masuk ke SOAS ternyata ga bisa. Aku bolak balik kartu tersebut diatas kaca pembaca tetap ga ada tanda panah. Petugas yang duduk di pintu masuk itu kan ga pernah tersenyum. Kemudian dia melihat aku yang kebingungan karena meskipun kartu telah ditempelkan ke kaca pembaca di pintu masuk, ee...ternyata ga bunyi 'tit' alias pertanda pintu terbuka....
Aku melihat ke orang tersebut sambil membolakbalikan kartu!!

You did it correct..., dia berkata dengan ketus sambil melihat kearahku tanpa ekspresi. Seolah-olah dia sudah mengetahui kesalahanku tapi tidak mau mengatakannya.
"You did it correct!" dia menambahkan lagi seakan tidak sabar ingin cepat menyelesaikan kejadian tersebut.

Aku seperti ikan yang terperangkap jaring, tidak tahu jalan keluar dan hanya bermain-main dengan berbagai macam pertanyaan.  Tapi belum sempat aku bertanya dia bertanya duluan;
What can i do for you? dengan suara cepat dan tanpa ekspresi. 
Jawabku, Why my card doesn't work? 
Tanpa ba bi bu petugas tersebut bertanya lagi, have your card been registered? Aku kebingunan karena ga tau apa yang dimaksud. Pikiranku kembali ke Hari Senin ketika aku register in person di Vernon Square dan kemudian aku mendapatkan kartu registrasi yang distempel empat kali dan kemudian kartu tersebut aku serahkan ke bagian pembuatan kartu di perpustakaan. Jadi aku bingung kenapa orang ini masih bertanya tentang registrasi kartu. Apakah registrasiku kemarin masih bermasalah sehingga aku belum bisa masuk. Padahal katanya kartu tersebut bisa digunakan straight away di perpustakaan dan menunggu beberapa menit untuk bisa digunakan di pintu masuk SOAS. Nah, bukankah 24 jam setelah aku mendapatkan kartu itu sudah lebih dari beberapa menit. Pikiranku masih belum bisa membongkar sistem dan teknologi yang begitu canggih di SOAS.

Eehmmm, i got this card yesterday...! Jawabku diplomatis. Ini jawaban klasik yang diajukan oleh kebanyakan orang Indonesia jika mereka tidak tahu persis jawaban atas sebuah pertanyaan.
Tapi alamak...ternyata diplomasi ala Indonesia itu tidak jalan di SOAS. Bahkan si petugas tersebut bertanya lagi dengan lebih ketus dan serius.
...Just answer "yes" or "no"! OMG.....
Aku benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu. Karena ga mau berlarut-larut dan takut dimarahi, maka aku jawab saja, No Sir!

Kemudian petugas tersebut menunjuk ke sebuah buku registrasi yang diletakan disampingnya. Tanpa bergerak sedikitpun dari tempat duduknya dia berkata;

You should register here!  Dia juga menjelaskan apa saja yang harus aku tulis dibuku tersebut. Namun lagi-lagi dia tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya.
Kemudian aku melihat ada beberapa nama yang sudah registrasi, lengkap dengan nomor induk mahasiswa dan nomor kartunya. Tanpa pikir panjang akhirnya aku isi mengikuti kolom-kolom yang disediakan.....

Tanpa aku sadari ternyata petugas tersebut melihat aku mengisi borang isian registrasi kartu tersebut.

You did it wrong.....You..did it wrong!! 
Dia mengatakan kalimat itu dua kali untuk menegaskan bahwa aku benar-benar telah membuatnya kesal. Tapi pikirku, aku malah lebih kesal lagi karena orang itu karena dia tidak mau membantu sama sekali.
Dia ambil kartuku dan kemudian mengisikan data-dataku kedalam borang isian registrasi tersebut. Setelah itu dia menempelkan sebuah benda, mirip dompet ke kaca pembaca di pintu masuk dan kemudian aku dengar bunyi yang paling aku sukai...."tit." Petugas tersebut akhirnya mempersilahkan aku masuk sembari masih mengisi data-dataku di borang tersebut. 

Akhirnya aku berhasil melewati pintu itu. Rasanya seperti berhasil melewati siratal mustakim, melewati neraka untuk membuka pintu surga.
Tapi, pikirku, Bagaimana caranya sebuah buku yang ditulis dengan tangan bisa mengidentifikasi kartu perpustakaan yang elektronik. Benda yang ditempelkan oleh si petugas itu juga ga bisa membaca kartuku karena aku tidak melihat dia memencet nomor atau men-scan kartu perpusku??? Ahh, aku kok seperti para pejabat Indonesia yang gagap dengan Mobil Esemka. Yang penting masuk dulu, perkara besok ada masalah atau tidak, itu perkara nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar