Selasa, 24 Januari 2012

HARIMAU ITU TERNYATA PROFESOR

Mimpi bukanlah sesuatu yang tabu dalam agama. Sejarah kelahiran Islam pun juga tidak bisa dilepaskan dari mimpi. Beberapa wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad juga melalui mimpi. Oleh karena itu ada beberapa buku tentang Tafsir Mimpi berdasarkan ajaran Islam. Sejarah para nabi juga terkait dengan mimpi seperti Nabi Musa dengan Firaun. Jadi percaya terhadap mimpi boleh-boleh saja asalkan tidak sampai menjadikan manusia mengingkari kekuasaan Tuhan.

Didalam kepercayaan Jawa, mimpi dipercaya sebagai pertanda. Pertanda terebut bisa baik atau buruk yang akan menimpa sang pemimpi. Tergantung dari mimpinya. Para ahli filusuf Jawa kuno seperti Jayabaya juga bisa meramalkan masa depan Indonesia juga karena dari kekuatannya mengolah bathin dan pikiran untuk menafsirkan fenomena mimpi yang dia alami. Ada banyak pertanda dalam mitologi mimpi Jawa. Misalnya, jika mimpi melihat binatang buas akan mendapatkan berita baik, jika melihat bencana alam akan mendapatkan rejeki, jika hanyut dalam air bah baik air sungai maupun laut akan mendapatkan berita buruk, jika mimpi memotong rambut akan gagal mendapai cita-citanya dan lain sebagainya.

Mimpi dalam psikologi dimaknai sebagai sebuah aktifitas otak bawah sadar yang bekerja selama 24 jam. Jadi dalam pasikologi mimpi adalah sesuatu fenomena yang nyata dan seharusnya setiap manusia yang mempunyai mimpi harus bisa menerjemahkan arti dari mimpi tersebut. Oleh karena itu orang yang bisa menafsirkan mimpi dengan tepat sudah bisa memaksimalkan indera keenam  atau "the sixth sense" nya.  
Nah, mungkin tiga alasan itulah yang sampai saat ini dipercayai Parto untuk selalu menafsirkan mimpi-mimpi yang dia alami. Dia percaya bahwa sebagai manusia normal pasti akan selalu bermimpi. Jadi kalau tidak percaya pada mimpi berarti manusia tersebut sebenarnya telah kehilangan bagian dari sejarahnya sebagai manusia. Namun Parto yang jebolan Pesantren sekaligus banyak membaca buku-buku psikologi tidak percaya begitu saja dengan mimpi yang dia alami. Jika ternyata mimpinya berarti buruk, maka dia tidak mempercainya. Namun dia percaya mimpi tersebut akan membawa kebaikan, dia akan sangat mempercayainya. 

Jadi Parto berusaha menggabungkan mitos Jawa karena dia terlahir sebagai orang Jawa namun dia tidak sampai mendewakan mimpi karena mimpi hanyalah bagian dari kehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya.    Selain itu, penolakannya terhadap tafsir mimpi yang jelek dimaksudkan untuk menghilangkan sugesti negatif yang dalam psikologi katanya bisa menghasilkan perilaku dan pemikiran yang negatif pula. 
Mimpi juga tidak mengenal tempat. Orang bisa mimpi dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu Parto pun juga masih bisa bermimpi ketika tidur di London dan hampir tiap malam dia bermimpi dalam tidurnya. 
Suatu malam dia bermimpi melihat seekor harimau yang sangat besar dan mengejarnya. Dia lari sampai akhirnya tercebur ke sungai yang sungainya keruh dan sangat deras. Harimau tersebut masih tetap mengejarnya dan ikut menceburkan dirinya ke sungai tersebut. Parto pun berusaha menyelam sambil berenang dalam air agar sang harimau kehilangan jejak. Kemudian Parto muncul lagi ke permukaan air, ternyata harimau itu masih berada di belakangnya. 

Akhirnya Parto dengan sekuat tenaga berusaha untuk menepi. Tapi karena aliran sungainya sangat deras maka dia kesulitan. Dia tetap berusaha dan tidak menghiraukan Harimau yang mengejarnya. Yang penting dalam pikirannya adalah menepi dan selanjutnya berlari secepatnya. Mumpung harimau itu masih berenang dibelakangnya. 

Setelah beberapa lama terhanyut dalam aliran air sungai dan sambil berusaha menepi, akhirnya Parto berhasil meraih akar-akar pohon yang banyak tumbuh di bibir sungai tersebut. Diraihnya akar-akar tumbuhan tersebut dan dia berlari sekuat tenaga untuk menjauh dari sungai dan harimau yang mengejarnya.
Tak terasa olehnya bahwa nafasnya terengah-engah karena kecapaian. Setelah dia berlari cukup jauh....tiba-tiba dia terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam yang ada di hpnya telah menunjukan jam 6 pagi. 
Ahh, lagi-lagi aku bermimpi...gumam Parto dalam hati. 

Tapi dia masih berbaring sambil menerawang melihat keatas dan tidak lekas beranjak dari tempat tidurnya. Ada dua hal yang ada dalam pikirannya. Kenapa harimau itu mengejarnya dan kenapa dia sampai harus tercebur dalam sungai yang alirannya deras dan airnya keruh. Parto yang sudah seringkali menafsirkan mimpinya pasti sedang berfikir keras tentang terceburnya dia ke sungai tersebut. Dia percaya bahwa jika dia tidak bisa menggapai akar-akar pohon dan kemudian keluar dari sungai, maka dia akan mendapatkan kegagalan yang besar. Mungkin dia tidak akan lulus studi doktoralnya. 

Keberhasilannya keluar dari sungai juga tidaklah mudah. Dia perlu waktu yang lama dan energi yang luar biasa. Parto yakin akan ada berita yang akan membenani dirinya namun dia juga percaya bisa keluar dari beban tersebut.

Barulah Parto sadar bahwa hari itu dia ada janji dengan pembimbingnya, Profesor Mashood Baderin di sore hari. Dia harus bersiap untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan muncul selama diskusi dengannya. 

Sore hari tepat jam 15.00 waktu SOAS, Parto sudah berada di SOAS dan langsung menuju ke kantor Profesor Mashood Baderin, seorang pofesor berkebangsaan Nigeria yang sudah banyak dikenal oleh pemerhati hak asasi manusia. Hari itu adalah pertemuan pertama Parto dengan sang profesor. 
Assalamualaikum.......Parto masuk ke ruangan Profesor Mashood yang pintunya tidak ditutup.
Waalaikumsalam, silahkan duduk!! jawab Profesor Mashood yang penampilannya lebih mirip seperti penyanyi jazz karena dia hanya memakai kaos yang dirangkap dengan jaket tanpa lengan. 
Dalam pertemuan itu Parto hanya menjelaskan rencana penelitian doktoralnya dan beberapa hal yang sudah dia bicarakan dengan Profesor Menski beberapa hari lalu. Lalu Profesor Mashood hanya menekankan bahwa penelitian itu adalah miliknya Parto. Dia tidak berhak untuk mengubahnya namun hanya memberikan saran perbaikan terhadap bagian-bagian yang musti diperbaiki. 

Dalam pertemuan yang tidak lebih dari 20 menit tersebut, lalu Parto memberanikan diri untuk bertanya mengenai rencananya untuk melakukan upgrading atau peralihan status dari mahasiswa doktoral menjadi kandidat doktor. Untuk dialihkan statusnya, mahasiswa cuma diminta untuk menulis bab pertama dari disertasi yang biasanya hanya berisi pendahuluan, metodologi penelitian dan kerangka teori dalam jumlah sekitar 10.000 kata. Parto tentu merasa yakin bisa memenuhinya walaupun harus kerja keras.
Apakah saya bisa melakukan upgrading status saya bulan Juni ini Prof? tanya Parto singkat dan padat. 
Heemmm....Profesor Mashood tidak langsung menjawab namun justru Parto sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut.

Tergantung ya prof!? Parto menyela keheningan Prof Mashood. 

Iya, tergantung dari kemajuan yang kamu lakukan. Jawab Profesor Mashood. Seketika itu juga Parto menjadi sangat senang karena kalau bekerja keras pasti angka 10.000 itu sangat mudah apalagi Parto sudah terbiasa menulis. Cuma membacanya yang agak berat karena model tulisan disertasi di Inggris banyak diisi oleh kutipan-kutipan. Nyaris tidak ada ruang untuk plagiarisme. 

Namun sebenarnya aturan disini..kalau mau upgrade status itu normalnya butuh tiga semester. Jadi saya tidak tahu pasti bagaimana tentang status upgrade kamu karena kamu mulai bulan Januari 2012. Berarti kalau menuruti prosedur kamu bisa upgrade di bulan Oktober 2012. Profesor Mashood menjelaskan kasus yang diajukan Parto dengan tidak begitu yakin. Mungkin karena dia kasihan atau karena memang belum pernah ada mahasiswa yang seperti Parto, ingin upgrade hanya dalam waktu enam bulan.


Tapi yang penting kamu email saya tentang proposal risetmu beserta kerangka disertasi. Nanti baru kita bisa konsultasi lebih jauh secara bebas. Profesor Mashood menjelaskan dua hal tersebut untuk menegaskan bahwa semua masih bisa terjadi.


"Ok, kalau begitu besok akan saya email dokumen-dokumen yang diperlukan." Jawab Parto. 
Dan pertemuan itu pun berakhir. Parto menyimpulkan bahwa tasfir mimpi yang dialaminya malam kemarin telah terjawab. Ternyata dia memang dihadapkan dalam situasi yang tidak begitu menguntungkan, namun juga belum tentu merugikan. Dia meyakini bahwa Harimau dalam mimpinya tersebut adalah Profesor Mashood Baderin yang belum memberikan jawaban yang pasti sehingga dia harus bekerja keras dulu untuk menyelesaikan kerangka teori dan metodologi penelitian dalam disertasinya.


London, 24 Januari 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar