Rabu, 31 Desember 2014

Tradisi Boxing Day di Inggris

Bagi masyarakat Indonesia mudik pada Lebaran Idul Fitri menjadi sebuah ritual rutin tahunan yang sangat mungkin tak ingin dilewatkan. Masyarakat yang bekerja di kantoran hingga buruh bangunan yang jumlahnya jutaan tersebut begitu antusias menjalankan ritual mudik tahunan. Bisa dibayangkan betapa padatnya jalan-jalan di seantero Indonesia karena hanya dalam hitungan hari terjadi perpindahan manusia dengan jumlah yang luar biasa banyaknya.

Selama Lebaran perputaran uang juga naik berlipat-lipat karena masyarakat ingin menyambut hari suci tersebut dengan suka cita. Tak hanya makanan dan kue yang dibeli namun juga baju dan barang konsumsi lainnya ternyata tak mampu untuk dihindari untuk menjejali tas belanjaan. Akhirnya potensi perputaran uang tersebut di'endus' juga oleh pelaku usaha. Diskon berbagai macam barang ditawarkan oleh pusat perbelanjaan untuk menarik minat masyarakat membeli produk mereka.

Siklus tahunan mudik dan belanja ini seakan tak akan berhenti atau berkurang melainkan menunjukan gejala semakin menggila melampaui batas-batas kewajaran agama, moral, ekonomi dan sosial.

Nah, mungkin sudah ada sebagian masyarakat Indonesia yang mulai jenuh dan apatis melihat perkembangan ritual tahunan tersebut. Lalu, pertanyaan mulai muncul...apakah tradisi tersebut hanya terjadi di Indonesia? Bagi yang belum pernah keluar negeri mungkin akan menjawab 'YA' namun jika ada yang pernah ke Inggris, Amerika atau negara lain akan menjawab 'TIDAK' karena pasti semua negara negara punya tradisi yang berbeda-beda.

Jika di Amerika ada tradisi Black Friday untuk menyambut Natal, Inggris punya Boxing Day yang diperingati setiap tanggal 26 Desember atau sehari setelah Natal. Black Friday dan Boxing Day adalah dua tradisi tahunan yang menawarkan diskon besar-besaran bagi sebagian besar produk fashion, elektronik dan beberapa produk konsumsi lainnya.




Bagi para pecinta fashion, Boxing Day seperti Idul Fitri bagi umat Islam. Datangnya begitu sangat dinanti dan kepergiannya akan meninggalkan cerita dengan seribu makna. Bagi yang dapat barang idaman dengan harga murah seperti mendapatkan angpao Lebaran atau menemukan sahabat lama.

Tak heran jika hari Pertama Boxing Day selalu dijejali oleh para shopaholic. Tak hanya perempuan namun juga laki-laki. Tak hanya orang kantoran dan kaum borjuis yang ikut mengantri dan berebut barang diskon melainkan juga mahasiswa dan pekerja migran. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia dari Asia sampai negara-negara Arabia.

Di London, pusat perbelanjaan ternama seperti di Jalan Oxford berubah seketika menjadi lautan manusia yang berjejalan di pedestrian, berbaur dengan orang-orang yang mengantri seperti liukan ular di setiap pintu masuk toko pakaian. Fenomena ini tidak hanya terjadi sehari melainkan bisa berhari-hari sampai satu minggu kedepan.

Sebenarnya bagi yang tahu siklus tahunan Boxing Day ini, mereka justru akan menghindari hari pertama sampai hari ke 14. Baru mereka akan mulai membeli barang-barang sisa Boxing Day yang biasanya harganya akan turun lagi karena untuk menghabiskan stock tahunan.

So, tak usahlah kita berdesak-desakan dengan ribuan orang karena toh nanti barang-barang yang tak habis akan dijual dengan harga yang lebih murah lagi.

London, The last day of 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar